Kumpulan Kata Kata Roman Picisan dan Puisi Roman Picisan Lengkap 2019 – Halo sobat iseng semua, pasti banyak di antara kalian yang sudah pernah dengar tentang Roman Picisan, dia adalah karakter fiksi yang muncul pada novel dengan judul Roman Picisan dan pernah diangkat ke layar TV dan layar lebar. roman Picisan adalah seorang pelajar SMA yang pandai bersajak dan membuat kata kata puitis. Pasti sobat – sobat semua penasaran dengan kata kata Roman Picisan dan Puisi Roman picisan yang bisa membuat hati leleh. Daripada lama langsung saja simak kata kata Roman Picisan dan Puisi Roman Picisan berikut
Wulandari yang Jelita!
Pernah kubayangkan kecantikan Juliet dan Roro Mendut, tapi rasanya lebih cantik bidadari yang kuhadapi kini.
Senyum lesung pipitmu, dengan barisan gigi putih jernih berkilauan bak piring antik kena tepung tapioka, membuat daku tak mampu tidur barang sekejap.
Engkau pasti banyak diincar kumbang.
Aku adalah salah satu kumbang yang ingin hinggap di sanubarimu.
Jangan jadikan aku kumbang yang malang.
Biarkan kuncup ini mekar dalam hatimu, dengan siraman benih kasih
Aku selalu berharap tanganmu bebas terbuka menyambut jiwa yang dahaga oleh cinta membara.
Setulus hatiku, semurni cintaku, aku tunggu.
Wulandari!
Wajah itu membayang lagi.
Aku menyukaimu
Tapi benarkah kau juga menyukaiku?
Mana mungkin
Yang jelas, kau membenciku!
Wulandari, pergilah!
Aku takkan mengingatmu lagi!
Persetan!
Kamu sudah banyak menyita waktuku
Kamu sudah banyak memperdaya aku!
Perempuan itu macan
Jangan didekati!!!
Wulandari bukan macan!
Wulandari adalah bidadari!
Siapa bilang dia macan?
Sekarang aku butuh dia!
Aku merindukan dia lagi!
Aku mengharapkan dia lagi!
Aku kangen!
Aku tidak membencinya!
Aku ingin damai!
Aku bersedia minta maaf kepadanya!
Tapi kapan lagi aku akan bertemu, bila pernyataan lulus ujian berarti perpisahan dengan sekolah tersayang?
O, masa laluku!
Masa silamku!
Perjalanan penuh kekesalan, perjalanan penuh pertengkaran yang tak pernah padam!
Atau akan lebih tragis lagi, sebagai perjalanan kehilangan?
Maafkan aku, Wulan!
Kebencian yang berselubung harapan , ternyata serupa gelembung mimpi
Engkau bukan macan!
Engkau bidadari, engkau perlu didekati!
Kalau buana jauh
Bisa ditempuh
Mungkin bisa berlabuh
Hati yang resah
Kenapa aku pergi, saatnya bersuka cita?
Kenapa aku jadi sedih, tanpa ada yang luruh?
Mestinya sekarang, kesempatan aku bertemu dengan Wulandari, sepuas hati
Tapi, mengapa hatiku ragu?
Seakan tak ada muka di hadapannya
Wulan!
Rasanya tak ada lelaki yang paling tolol, kecuali aku. Masa yang panjang, terasa sempit. Aku tersiksa dengan ulahku sendiri. Betapa lama kegelisahan yang menyerang perasaanku.
Aku terlalu percaya kata hatiku, tanpa mengkaji pendapat orang lain. Aku selalu merasa menang sendiri, padahal kalah total
Wulan!
Di hadapanmu kuperlihatkan kebencian, tapi jauh dalam hatiku, aku merasa sayang kepadamu. Masihkah kamu ingat tentang surat cinta Jeki yang kubuat sendiri, lalu aku lupa membubuhkan nama dan tanda tanganku? Kamu ngeledek aku. Tapi itu sudah merupakan bukti, bahwa hatiku sudah lama terpaut padamu
Aku selalu cemburu melihat kamu bersama lelaki lain. Sampai aku mendugamu piala bergilir. padahal kamu tak ada hubungan apa apa denganku. kalau ingat itu, aku suka malu kepada diriku sendiri
Aku telah membuat kamu jengkel. Aku telah membuat kamu pingsan. Aku telah membuat kamu menangis. aku telah mencaci maki kamu. Semuanya seumpama rentetan tinkahku yang kekanak – kanakkan. Aku menyesali sekarang
Aku tulis surat ini, ketika kamu dan teman – teman lain menikmati malam perpisahan. Setelah jumpa kamu, dan meminta maaf di depan aula, aku kembali ke rumah. Rasanya, di rumah aku lebih tenang untuk mengungkapkan perasaanku selama ini terhadapmu
Wulan!
Maukah kau melupakan masa silamku? Lupakanlah kebencianku padamu. Lupakanlah segala tingkahku yang kekanak – kanakkan. Aku ingin menjumpaimu dengan senyum lembut. Aku ingin kita bicara bedasarkan kasih.
Wulan!
Aku mencintaimu
Kutunggu Balasanmu
Roman
Mestinya aku ada di sekolah! Hanya karena Wulandari, aku berbaring di sini! Malam perpisahan yang kelam! Berlalu tanpa kenangan
Waktu!
Alangkah cepat berlalu!
Andai aku bisa memutar kembali waktu!
Akan kuisi dengan senyum dan kelebutan!
Jangan tanya sedang apa aku hari ini, karena yang kulakukan selalu sama. Sedang mencintaimu, sedang mengharapkanmu setiap hari
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana. Tanpa memikirkan rumitnya rumus fisika dan sulitnya perhitungan ekonomi
Aku dan jenuhku, bersama membisu
Terlalu jauh untuk meraih, bintang yang sedang ku tatap
Aku dan senyumku, mengikuti diam dan termenung meratap mimpi, yang kini hilang dalam sekejap
Aku dan kamu ibarat senja dan malam, saling berdampingan namun tak dapat bersatu
Aku dan kau bagaikan laut dan pantai
seperti api dan bara yang meninggalkan debu
menyatu seperti sinar mentari menyentuh embun pagi
menjadikan tetesan air sebening kristal
Kamu adalah ketidakpastian yang aku perjuangkan
Kata orang di utara, mawar itu indah
Aku diam
Kata orang di selatan, krisantemum lebih indah
Aku diam
Kata orang timur, melati paling indah
Aku diam
Orang di utara, selatan dan timur diam
Aku bilang, Wulandari yang terindah
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan isyarat yang tak sempat disampaikan. Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
Di penghujung hari yang hampir hilang
Ku tetap menggenggam rasaku
Tanpa memiliki kesimpulan tentang rasamu
Hanya mampu ratapi rasaku
Dan mendoakan munculnya rasamu
Kupikir benci, ternyata ku peduli.
Kurasa dendam, ternyata rasa yang terpendam
Apa ini cinta?
Kupikir pisau itu tajam tapi perkataanmu lebih menghujam
Kupikir bangkai itu busuk tapi penolakanmu lebih menusuk
Cintaku takharus miliki dirimu, meski perih mengiris-iris segala janji
Cinta kau datang tanpa dikira, kau pergi tanpa menyapa
Cinta, kau itu indahkan dunia tapi kau tak lupa menabur luka
Cinta, aku mohon padamu jangan datang untuk pergi, jangan berbahagia lalu menyakiti
Perempuan itu bernama Wulandari, bulan purnama artinya .. bahkan bidadari
Tapi, di mataku.. Wulandari adalah bahaya.. Bahkan harus dihindari
Ini kesimpulan tentang hatiku
Tentang rasa yang begitu hebat
Tentang rindu yang menggeliat
Tentang dirimu yang semakin berat untuk kupikat
Sebulan berlalu
Dan ku hanya menggenggam rindu
Berharap mampu lupakan hadirmu
Tanpa perlu mengingat senyummu
Romansa ku bernyanyi penuh nada..
Rasaku menari luapkan bahagia..
Tak pernah ku sangka bercanda denganmu
Menjadi begitu berharga..
Hari-hari bersamamu tak pernah ingin kulupa
Tuhan..
Jagalah kemesraan ini..
Biarkan restu semesta
Iringi langkah kami..
Ada apa dengan rasaku..
Apakah cintaku mengaku kalah..
Apakah sang pujangga telah menyerah..
Aku tetap tak tau..
Yang ku tau aku merasa khawatir..
Karena slalu ku saksikan air matamu saat ku hadir..
Hari ini..
Ku putuskan untuk menyingkir..
Agar senyum di wajahmu kembali terukir..
Rasaku menggelepar
Saat pipi ini kau tampar
Romansaku berduka
Saat kau pergi dengan dia
Kenapa kau suruh aku pergi
Padahal kau tempatku untuk kembali
Kemana lagi cintaku harus berpijak
Kalau kau pergi..
Tanpa meninggalkan jejak
Hari terasa lambat merangkak,
Bahkan jam dinding
Seakan tak bergerak
Alasannya hanya satu
Karna kujalani semua
Tanpa hadirmu
Jangan sembunyi bulan purnama
Ku haus cahayamu sirami raga
Jangan pergi wahai bidadari
Rasaku layu
Jika senyummu tak menghiasi
Hai bulan purnama yang sedang tenggelam
Ingatkah kau hari ini tanggal enam
Sudah sebulan kita menjalani romansa
Menumbuhkan cinta
Ku ingin kau selalu percaya
Bahwa ku tak ingin menabur luka membuatmu kecewa
Tetaplah menjadi bidadari, yang selalu dapat ku genggam
Yang selalu dapat ku saksikan senyumnya
Yang selalu dapat ku cinta
Luka ini sakit mengiris
Namun hatiku lebih menangis
Kenapa masih tiada kata terucap
Apakah rasamu telah menguap
Apakah bencimu tak terobati
Apakah pengorbanan ini tak cukup berarti
Wulandari..
Saat ku miliki dirimu..
Ku paham arti kata abadi..
Karena kau..
Telah terpaku di hati..
Karena kau..
Selamanya tak akan terganti..
Menjagamu adalah janjiku..
Melihat air matamu..
Adalah deritaku..
Karena harapanku cuma satu..
Bahagiakanmu..
Buatmu tersenyum selalu
Ku ingin jadi alasan dibalik tawamu
Bukan menjadi debu yang merebakkan air matamu
Bidadariku..
Berikanlah sedikit waktu
Akan kubuktikan padamu
Rasaku tak pernah ingin menipu
Ku mohon bertahanlah..
Jangan buat asaku menjadi patah
Rasa apakah ini
Perih mengiris hatiku
Sakitnya menghujam jantungku
Wahai bidadari pemikat jiwaku
Tak pernah kusangka
Begitu besar artimu
Tak pernah ku mengira
Diammu..
Merampas bahagiaku
Apa salahku?
Kenapa kebersamaan kami selalu diganggu..
Kenapa masalah datang
Mencuri kebersamaan dalam waktu..
Jangan pergi bidadariku
Jangan biarkan ku sendiri tersedu..
Bulan purnama..
Janganlah wajahmu muram..
Jangan biarkan sinarmu jadi temaram..
Kupastikan padamu aku baik-baik saja..
Luka ini bukanlah derita..
Karena nestapaku hanyalah satu kata..
Kehilanganmu
Semua itu adalah kata kata Roman Picisan dan Puisi roman Picisan yang admin rangkum dari novel dan sinetronnya, mungkin masih belum lengkap namun apabila sobat – sobat mau menambahakan kata kata Roman Picisan dan puisi Roman Picisan silahkan tulis di bawah ya!