Penjelasan Suhu dan Termometer Kelas X Paling Lengkap – Ketika belajar fisika saat duduk di SMP admin yakin kalian pasti sudah mempelajari mengenai suhu dan termometer. Kita akan membahas materi ini di blog ini, dan admin akan memberikan penjelasan agar kalian lebih mudah memahaminya ketika di dalam kelas. Kita sering merasakan panas saat siang hari dan dingin pada malam hari, atau mungkin suasana di gunung begitu dingin sedangkan di pantai sebaliknya. Keadaan panas dingin inilah yang dinamakan suhu. Benda dikatakan panas apabila bersuhu tinggi dan begitu sebaliknya benda dikatakan dingin bila bersuhu rendah.
Suhu
Derajat panas dingin suatu zat atau benda itulah yang pengertian dari suhu. Setrika yang kita gunakan itu bersuhu tinggi, es batu pada minuman itu bersuhu rendah. Suhu dapat merubah sifat zat, contohnya besi yang ditempa akan menyala kemerah – merahan, lampu bohlam cahaya berasala dari kawat tungsten yang dipanaskan karena aliran arus listrik, kabel – kabel listrik yang lebih renggang di siang hari. Itu semua adalah contoh dari peristiwa perubahan sifat suatu zat yang diakibatkan suhu. Suhu tentu dapat diukur menggunakan alat ukur berupa termometer.
Termometer
Termometer bekerja menggunakan bahan yang bersifat termometrik, yang berarti sifat – sifat benda tersebut dapat berubah apabila ada perubahan suhu. Berdasarkan sifat ini, terdapat beberapa jenis termometer :
- Termometer bimetal yang bekerja berdasarkan pemuaian logam yang dipanaskan
- Termometer zat cair yang bekerja berdasarkan pemuaian zat cair yang dipanaskan
- Termometer hambatan yang bekerja karena bertambahnya hambatan listrik jika kawat logam dipanaskan. Kemudian, akan terjadi pulsa – pulsa listrik yang menunjukkan suhu yang diukur
- Termokopel yang prinsipnya terjadi pemuaian dua logam karena ujungnya disentuhkan. Akibatnya timbullah gaya gerak listrik dan inilah yang akan menunjukkan suhu benda
- Pyrometer, alat ukur untuk suhu tinggi (500ºC – 3000ºC) dan bekerja berdasarkan intensitas radiasi yang dipancarkan oleh benda panas
Meskipun banyak bahan yang bersifat termometrik, namun umunya termometer yang kita temui adalah termometer zat cair yang menggunakan air raksa. Hal ini, karena air raksa memiliki keunggulan dibanding zat cair lainnya yaitu :
- dapat menyerap panas suatu benda yang akan diukur sehingga suhu air raksa sama dengan suhu benda yang akan diukur.
- dapat digunakan untuk mengukur suhu yang rendah dan suhu yang lebih tinggi karena air raksa memiliki titik beku pada suhu -39ºC dan titik didih pada suhu 357ºC.
- tidak membasahi dinding tabung sehingga pengukuran lebih akurat.
- pemuaian air raksa teratur atau linear terhadap kenaikan suhu, kecuali pada suhu yang sangat tinggi.
- mudah dilihat karena air raksa dapat memantulkan cahaya.
Selain air raksa, alkohol juga digunakan untuk termometer namun karena titik didihnya yang hanya 78ºC maka sangat jarang kita melihat penggunaan temometer dengan zat cair alkohol, meskipun begitu termometer alkohol lebih baik digunakan untuk pengukuran suhu rendah karena memiliki titik beku pada suhu -144ºC.
Dalam pengukuran suhu diperlukan suatu skala satuan untuk menunjukkan nilainya, pengukuran suhu dapat menggunakan skala Celcius, Reamur, Fahrenheit dan juga Kelvin. Celcius dan Fahrenheit adalah skala satuan yang umum dijumpai dalam kehidupan sehari hari, namun dalam sains skala Kelvin lah yang digunakan pada Standar Internasional. Pada skala Celcius , titik bekunya adalah 0ºC dan titik didihnya adalah 100ºC. Pada skala Fahrenheit, titik bekunya adalah 32ºF dan titik didihnya adalah 212ºF. Pada skala Reamur, titik bekunya adalah 0ºR dan titik didihnya adalah 80ºR. Pada skala Kelvin, titik bekunya adalah 273ºK dan titik didihnya 373ºK.